Monday, July 31, 2006

WARIA DI AMERIKA, YA YA YA



WARIA (TRANSGENDER) DI AMERIKA, YA YA YA

Hola Anirevez eh Zeverina !

Apakabar, non ? Halo juga segenap pembaca Kompas Maya ! Suratku pertama tentang Gay di San Fran (jangan sebut Frisco, pamali buat orang sini!) "lolos sensor". Gracias, Anirevez (kedengeran kayak nama Mexico ya, spt Reyes, Mendez, Torres, gitu ? dikit maksa ah..he..he..).

Anyway, kali ini aku hendak bercerita tentang Waria Amerika, khususnya di San Francisco. Semoga tulisan waria ini bisa melengkapi seri tulisan saya sebelumnya tentang Lesbian Gay Bisex Transgender (LGBT) di kolom ini. Sengaja saya skip grup bisexual, karena secara kasad mata grup ini sedikit sulit dideteksi. Saya berikan kesempatan ini kepada penulis lain. Saya yakin bahwa "Being Gay, Lesbian, Transgender or Bisex is in your heart". Hanya anda & Pencipta jualah yg tahu orientasi seksual anda sesungguhnya ! Hidup ini memang misteri !

Agar jelas, berikut definisi transgender. Transgender adalah orang yang berdandan, menginginkan dan menjalani operasi untuk menjadikan dirinya atau mengidentifikasikan dirinya sebagai individu lawan jenisnya. Yang termasuk sub kategori Trangender adalah drag queens, transvestite atau transeksual. Drag Queen/ Kings biasanya adalah cowok yang memakai pakaian cewek atau sebaliknya (kalau Kings) dan banyak dijumpai dalam drag show. Mungkin, sebagian anggota "Fantastic Dolls" di Jakarta masuk golongan ini ? Trus, Transvestite umumnya adalah pria yang mengadopsi identitas wanita lewat dandanan dan kelakuan sehari-hari, dan biasanya dianggap "wanita full time". Dan Transeksual adalah orang yang mengidentifikasi diri sebagai anggota dari lawan jenisnya & biasanya menjalani operasi ganti kelamin agar menjadi orang dengan jenis kelamin yang didambakan. Ini jangan dibingungkan dengan orang yang punya 2 kelamin, separoh pria 1/2 wanita alias hermaphrodite atau intersexual. Terakhir, ada juga golongan Q yang artinya Questioning (Bingung jadi AC/DC ?). OK, class, eh pembaca, pada jelas semuanya ? Any questions ? He..he.. :)

Dari Castro, tempat gay & lesbian, saya akan ajak pembaca ke daerah downtown San Fran, Distrik Tenderloin (steak kali :)). Umumnya waria terkonsentrasi di sini. Tenderloin umumnya dihindari turis , apalagi malam hari. Ini karena di sini ada sejumlah spot "remang2", aktivitas penjualan obat bius dan banyak toko minuman keras (lebih dari 60 buah) ! Sedikit vivere pericoloso, huh? Inilah yang membuat sewa apartemen di sini relatif murah dibanding neighborhood lain di San Francisco. Banyak seniman dan penulis tinggal di sini. Juga imigran Vietnam & Amerika Selatan. Demi menghemat ongkos hidup yang mahal di San Fran, sebagian orang Indo memilih tinggal di seputar kawasan ini. Meski serem menurut ukuran Amrik, hebatnya, banyak LSM bekerja sama memperbaiki citra daerah ini. Salah satu LSM terkenal adalah "Glide Memorial Church" yang dipimpin oleh Pastor kulit hitam, Cecil Williams, yang melayani berbagai ras dan golongan, kaum urban miskin, termasuk kaum transgender ! Beberapa tahun lalu Presiden Clinton pernah berkunjung ke Glide untuk melihat langsung karya sosial si pastor & grup-nya ! Kata orang, Tenderloin sekarang memang jauh beda dari 10 tahun lalu, apalagi setelah dotcom boom 90-an banyak restoran etnis (Vietnam, India, Pakistani, Chinese) yang enak, murah meriah bertebaran di distrik ini.

Awalnya saya shock melihat tingginya populasi transgender di bilangan Tenderloin ! Dan mata saya lebih terbuka lagi waktu pertama kali melihat banyaknya waria di San Fran Gay Pride. Ibarat kata, semua transgender pada keluar rumah hari itu ! Kenalan Indo saya bener2 pusing 7X7 keliling ngliatin waria di sini. Kok ? Eh, di luar dugaan, ternyata ada juga waria di Amerika ! Terkadang, sulit membedakan waria dengan wanita asli ! Waria sini multi-etnis. Banyak waria yang berparas mirip artis telenovela. Mereka seringkali ngobrol2 dengan sesamanya pake Bahasa Spanyol dan kadang masih bersuara bass bariton, berjakun lagi ! :) Trus, juga tidak sedikit yang berwajah Asia & berperawakan kecil2. Pendeknya, waria citizen atau imigran baru berbagai ras "tumpleg bleg" (flocking) ke San Francisco. Apa kerja mereka ? Banyak yang kerja di sektor informal seperti salon kecantikan, penari klub waria, spesialis pijit, dst. Tapi, kalau anda cermati, anda punya kans melihat waria yang kerja kantoran. Saya terkadang ketemu transgender yang bekerja di City Hall, Bank of America, Wells Fargo. Bahkan, waktu ke hospital untuk annual check up, yang mengambil sample darah saya adalah waria ! Kok tahu ? Ada deh !:) Well, dari penampilan, dandanan dan ngomongnya, lagi ! Lewat koran, saya mendapati ada transgender Amrik yang sukses menjadi "Top Computer Scientist" , pernah kerja untuk Xerox di Palo Alto (Prof Lynn Conway)! Juga, "Top Neurobiologist" lulusan Harvard yang sekarang gawe di Stanford Medical School (Prof Ben A Barres - dulunya bernama Barbara)!!! Kurang yakin ? google aja ! He..he.. !

Pernah denger waria2 Jakarta yang basically gak salah apa2, tanpa ba atau bu, kena timpuk batu orang2 berandalan ? Well, pelaku kriminal ginian bisa2 meringkuk lama di penjara di sini ! Untuk itu, saya mau cerita dikit tentang "Compton’s Cafeteria Riot in 1966" di kawasan Tenderloin. Cafeteria ini adalah tempat nongkrongnya waria San Fran waktu itu.Trus, suatu saat di musim panas 1966, karena ada satu meja yang pengunjungnya berisik banget, manajemen cafeteria ini telpon polisi dan secara kasar menyeret dan mau menahan salah satu waria yang dianggap biang keroknya. Si waria ini tidak tahan diperlakukan demikian dan langsung menyiram kopi panasnya ke polisi itu. Pendeknya, karena ke-waria-annya, kaum transgender selalu disatronin dan dilecehkan mulu sama polisi setempat yang diskriminatif saat itu. Kerusuhan-pun secepat kilat terjadi. Semua waria di cafeteria itu langsung bangkit berdiri membela hak kaum-nya yang di-injak-2 semena-mena. Jendela kacapun diancurin, meja kursi diberantakin dan gelas piringpun melayang ke udara kaya UFO. Drag queens bersatu padu membalas tindakan durjana polisi dan pasukannya dengan menggebuk mereka dengan hak sepatu tinggi dan tas tangan mereka yang gede2 ! Hmm. kayak crita wayang aja nih. :) Singkat cerita, kisah ini adalah salah satu tonggak sejarah kaum waria (LGBT) memperjuangkan hak-hak sipil mereka ! Film dokementernya sudah ada dan bisa diakses di www.screamingqueensmovie.com. 40 tahun sudah berlalu, sikap polisi terhadap kaum waria pun berubah 180 derajat, menghormati kaum yang dinilai "beda" ini. Bahkan, korps polisi adalah salah satu institusi yang meramaikan Gay Pride ! Hmm, persamaan dan pengakuan hak-hak sipil perlu perjuangan, ngotot plus otot juga, kan ??? Semoga ini jadi inspirasi penting buat kaum waria Indonesia !

Masih soal hukum, saya singgung dikit kasus hangat tentang waria bernama Gwen Araujo. Gwen ini adalah waria asal Atlanta yang dibunuh secara sadis oleh 3 pria tahun 2002 di SF Bay Area sini. Kasusnya sudah disidangkan dan semua pelaku pembunuhan keji diterali besi ! Bagi saya, yang menarik adalah isu tentang "Transgender atau Gay Panic". Ceritanya, pria hidung belang tadi mau berkencan dengan Gwen karena dari luar keliatan cakep. Kemudian, mereka merasa "panik" dan "tertipu" karena si Gwen ini ternyata masih punya "burung" !. Dalih inilah yang disebut "Transgender/ Gay Panic" dan suka dipakai para tersangka pembunuh waria/ gay agar masa hukumannya dikurangi dan diringankan. Inilah yang diseminarkan sama polisi, LSM LGBT dan para penegak hukum seantero Amerika di San Francisco minggu lalu. So, murder is murder, no matter who the victims are ! Seminar ini sekali memastikan bahwa pembunuh waria/ gay tidak bisa berkelit dari hukum dengan alasan "tertipu" atau "panic" tadi ! Ada LSM sini yang khusus menangani urusan hukum waria dan LGBT, coba link berikut www.transgenderlawcenter.org ! Sssst, jangankan waria asli Amrik, waria luar negeri yang merasa disiksa di negara asalnya & bisa membuktikannya, tidak sedikit yang mendapatkan suaka untuk tinggal di USA dan menjadi warga negara sini ! Believe it or not ?!

Anda pernah tahu buku berjudul "Men from Mars and Women from Venus" karangan Dr. John Gray ? Pernah kebayang gak sih "Transgender from where ?" Pluto atau Saturnus ? He..he.. ! Jangankan anda, pengarangnyapun bakalan susah untuk mengasosiasikan kelompok waria ini dari mana. Kalau orang lain saja susah, gimana dengan waria itu sendiri ? Agaknya persoalannya ternyata tidak gampang buat sang waria, baik pergulatan secara psikis "terperangkap" dalam tubuh yang "salah" dan fisik, "terjerat" dengan body yang gak "pas" ! Berhubung rumit, teman ngopi saya, panggil aja Rajiv, seorang pharmacist di downtown San Fran membantu menjelaskannya. Sebagai pria single tulen, mulanya dia sedikit "grogi" menghadapi kaum waria San Fran yang kadang-kadang pake baju2 "sembrono" alias "see through". Apalagi, yg ukuran dadanya lebih dari 38 ! Pernah dia "mumet" karena satu waria ngotot namanya adalah "India", padahal di resep dokter, namanya "Jerry Jones". He..he.. ? Rajiv bilang, manggil transgender musti ati2 ! Jangan sembarangan panggil Mr atau Mrs atau Miss sebelum ada ACC!!!. Agar aman, biasanya dia cukup menyapa pasiennya dengan "Hai" saja.

Si Rajiv bilang operasi ganti kelamin buat transgender tidak bisa langsung, asal tembak aja. Bisa berabe ! Ceritanya, hiduplah seorang sexologist spesialis transexual yang pernah praktek di San Francisco tahun 40-an bernama Dr. Harry Benjamin. Dia menciptakan protocol ganti kelamin buat kaum waria ini. Basically, orang-orang yang mengalami "gender identity disorder" ini kudu melewati tahapan konseling kejiwaan, terapi hormon sebelum "ganti mesin". Info selanjutnya, klik saja www.hbigda.org/soc.htm Hampir setiap hari Rajiv mengisi resep teraphy hormon testoteron buat waria yang mau jadi cowok (CEWOK). Ini merangsang tubuh jadi macho, berbulu, bersuara bass ! Juga teraphy hormon estrogen yang membikin waria menjadi cewek. Proses COWEK (cowok ke cewek) ini termasuk muka dan tubuh yang lebih halus, tumbuhnya payudara dan suara cewek ! Mbak Dorce Gamalama kayaknya ikut grup terakhir ini ya. Terapi hormon ini katanya sekitar 3 tahun sebelum operasi vaginoplasty atau phalloplasty. Penonton, eh pembaca ! Gawatnya, proses ganti kelamin ini tidak bisa dibalik (reversed)! Sekali seumur hidup ! Mengkopi Khairil Anwar, bagi waria, "Sekali Operasi, Sudah itu Mati". Tidak gampang kan jadi waria ?! Di Amrik akhir2 ini lagi musim acara televisi "body make over". Setahu saya belum ada produser nekad yg bikin acara "gender make over" program ! FYI, UCSF, hospital-nya Universitas California San Francisco punya spesialis beneran buat "gender make over" ini.

Trus, ngomong2 sapa yang ngebayarin teraphy hormon dan proses ganti kelamin gini buat waria yang ribuan dollar ini ? Well, tergantung asuransinya ! Kalao berduit, bayar DW ! Tapi, yang gak mampu, dibayarin sama pemerintah lewat Medical (Namanya Medicaid di lain state)! Waria atau LGBT kena HIV atau AIDS ? Di Amrik sini dijual bebas kit utk mengetes HIV seharga $60-an. Juga ada klinik2 gratis untuk konseling & tes HIV. Pengobatan AIDS ini mahalnya minta ampun. Ratusan, bahkan ribuan dollar sekali tebus ! Untuk yang gak kuat bayar, pemerintah membantu lewat ADAPS (AIDS Drugs Assistance Program). Kalau eligible, si sakit bisa gak bayar apa2 ! Basically, setahu saya, pengobatan ini hanya untuk "membeli waktu" agar si pesakitan ini bisa hidup lebih lama. Kalo tidak betul, bahasa kerennya "managed care".

Anda masih tertarik dengan liku-liku waria, nonton aja movie ber-title "Trans America". Barusan saya nonton film ini. Mungkin versi "pirated"-nya sudah keluar di Harco Valley (bukan Silicon Valley) Masih gak ngeh juga ? Glodok, lagi ! :) He..he.. ! Kalau anda pernah nonton film ini, anda akan tahu bahwa urusan pipis bukan urusan sepele buat waria ! Di tempat terbuka, gimana gak menuai komentar kalau pipis sambil jongkok tapi onderdil lelaki-nya masih keliatan ? Belum lagi kalau di mall, gimana ibu2 gak bisik2 dan menengok kalau yang masuk ke WC wanita adalah cewek yang masih ke-pria-pria-an ? Emangnya ada WC khusus waria ? Wah, ini kan repot ? Karena itu, jangan salahkan waria yang umumnya berjalan berkelompok atau pergi ke WC berkelompok dengan sesamanya untuk menghindari pelecehan ! Dan tidak heran kalau ada Petunjuk Khusus "Pee in Peace" di websitenya bantuan hukum buat para waria di Amrik (www.transgenderlawcenter.org). Semoga ini jadi ide bagus NGO Indonesia yang concern sama perjuangan para waria !

Waria Indonesia di San Francisco ? Wallahualam bisawab ! Ndak tahu, mas, soale ndak pernah ketemu ! He..he.. ! Menyudahi surat ini, ada satu untaian kata indah yang disuarakan oleh LSM sini yang berkampanye memerangi stigma yang dialamatkan ke kaum waria, gay, lesbian, bisex (khususnya yang kena AIDS). "One mind opened. One heart touched. One life changed." Ah, andainya orang saling mengerti orang lain, dunia mungkin menjadi lebih enak ditinggali di esok hari ... Semoga !

Wassalam,

Pitajingga

Friday, July 21, 2006

CASTRO, SAN FRANCISCO, IBUKOTA GAY AMERIKA



Salam Toleransi dari Castro, San Francisco, Ibukota Gay Amerika !

Hi Anirevez !

Apa kabar, Anirevez ? Aha, kenapa pula nama anda saya bolak balik segala ? Kawan saya bilang, inovasi bok !!! Kan, katanya harus ada "alternative", kudu "creative", dan "think outside the box" ? Agar skor kita satu sama, panggil saya "pitajingga" dari San Francisco. Di zaman internet yang serba "real time" ini, kadang sebel juga kalau kolom ini suka sembunyi beberapa hari, pake excuse lagi. :) Cuman, berhubung saya menghayati KOKI sebagai "chicken soup for soul" and "just for fun", saya sering menanti KOKI seperti menunggu surat waktu pacaran. Hmm.. asyik dah, ada deg-degan-nya segala. :) Ceila ! Thanks buat Anirevez yang bikin penasaran Dunia Kompas Maya !

Terus terang, sudah lama gatel juga jemari ini menyentuh keyboard untuk menulis tentang "neighborhood" dan gaya hidup komunitas tempat saya tinggal di Amrik. Soalnya memang belum ada yang cukup nekad menulis isu ini di KOKI. He...he.., ! Saya tinggal tidak jauh dari Castro, pusat-nya kaum gay lesbian di seluruh penjuru Amerika ! Terus terang saya terdorong menulis ini karena simpatik dengan banyaknya gay, lesbian dan transgender yang mengalami pelecehan dan diskriminasi di Indonesia. Masih ingat kan, tiap baca Pos Kota isinya waria mati tenggelam di sungai gara2 dikejar razia polisi ? Anda semua mungkin tersenyum, tapi itulah kenyataan pahit yang ada. Lewat KOKI, ada perlunya saya dan anda salut buat KONTRAS, LSM-nya almarhum mas Munir, yang bikin resolusi simpatik buat kaum yang "dimarginalkan" ini. Lihat Pernyataan Tertulis LSM Indonesia pada Sidang Komisi Hak Azasi Manusia yang ke-62 di Geneva, Swiss Februari lalu di www.kontras.org.

Distrik Castro memang bukan Fidel Castro ! Bukan pula Lapangan Banteng ! Distrik Castro terletak di ujung jalan utama San Francisco, Market Street. Lokasinya pas di bawah Twin Peak, puncak bukit paling tinggi di kota tepi teluk nan indah. Daerah ini menjadi terkenal di seluruh dunia karena menjadi semacam koloni pemukiman gay dan lesbian di sini sejak awal tahun 70-an. FYI, tidak semua masyarakat Amerika yang dikenal bebas ini menerima orang gay, lesbian, transgender dan biseksual secara terbuka ! Dan Castro lebih terkenal lagi oleh gerakan-2 persamaan hak kaum gay lesbian serta terbunuhnya salah satu pemimpin aktivis gay yang kebetulan adalah salah seorang San Francisco Supervisor (semacam Ketua DPRD), Harvey Milk di tahun 1978. Tokoh gay ini dianggap sebagai martyr buat perjuangan persamaan hak kaum LGBT (Lesbian Gay Bisexual Transgender).

Begitu memasuki Castro, orang akan disambut dengan bendera pelangi yang gedenya auzibilah. Konon, rainbow flag ini merupakan lambang keberagaman (diversity), kebebasan, perdamaian dan harapan buat kaum gay dan lesbian. Pasangan gay dan lesbian yang sudah "married" biasanya menancapkan bendera pelangi di depan rumah atau apartemennya. Di Castro kita bisa temukan Castro Theatre yang terkenal, bioskop tempo doeloe yang menjadi landmark kawasan ini. Berhubung pemukiman, anda bisa temukan bermacam restoran, kedai es krim Ben & Jerry, gay bar Twin Peak di sudut jalan, hardware store, toko obat, bank, tempat laundry, toko buku, toko kamera, kantor praktek dokter-psikolog-tukang ramal, fitnes center, biro perjalanan, sekolah, kantor pos dan bahkan gereja dengan pendeta lesbian ! Semua fasilitasnya "gay-friendly" ! Jangan kaget kalau billboard iklan di daerah Castro bergambar dua pria berbadan gempal pake celana jeans dan gak pake baju dengan tulisan "are you ?" dari www.gay.com. O ya, ada gereja Indonesia yang nebeng di gereja bule di kawasan ini !

Turis-turis mancanegara umumnya merambahi daerah Castro dengan jalan kaki atau naik trem historis San Francisco (F-Line). Ini berbeda dengan gaya sebagian turis Indonesia yang mampir ke Castro. Naik boil, bok ! Kayak browsing di Taman Lawang aja, man ! Teman saya yang tour leader kadang membawa group tour West Coast ke sini dan umumnya naik mini bus. Tiap kali ngebawa grup tur dari Jakarta ke sini, tante-tante biasanya ketawa cekikikan. Paling seru kasi komentar menebak siapa diantara pasangan gay yang berperan sebagai "suami" atau "istri". Dan ujung-ujungnya, minta diputerin daerah ini dua tiga kali. :) Apa gerangan yang bikin tante2 ini excited ? Berikut sedikit ceritanya.

Castro yang dulunya dikenal sebagai Eureka Valley ini memang sudah menjadi gay tourist destination sejak tahun 70-an. So, orang-orang suka sesama yang datang ke sini biasanya kepingin melihat atau dilihat. Orang2 yang anda temui bisa jadi penduduk lokal atau turis juga. Perlu anda tahu, bahwa Castro bukan wilayah lampu merah tempat orang "jualan". So, semua orang welcome kemari. Sehari-hari anda bisa temui sesama pria tanpa malu-malu bergandengan tangan dan berpelukan. Kalau anda masih "maksa " juga, anda mungkin bisa mencuri pandang pasangan gay yang bercium-mesra sambil duduk2 makan di restoran atau minuman sambil pegangan tangan di kedai kopi atau minum bir di gay bar. Anda2 yang tidak terbiasa mungkin "shock" melihat pria yang kelihatannya bertubuh seperti "Arnold Scwharzenegger" ternyata menggandeng erat partner-nya yang juga cowok kekar berkumis lebat & bertattoo. Sekedar info, bercuci-mata di wilayah Castro, anda bisa menyaksikan pasangan gay dari segala ras, tidak melulu bule dan tidak pula sesama etnis. Mulai dari yang berwajah Asia dengan kulit putih, kulit putih dan kulit hitam, hitam dengan Latino, de es te. Campur bin gado-gado deh. :)

Sama halnya dengan pasangan lesbian. Kita bisa berpapasan dengan lesbian couple yang tua-muda dan berbagai bentuk dan ukuran kaos dari yang XXS sampai Extra Large, yang malu2 dan terang2an ! Di wilayah Castro ini sudah jadi keseharian saya ngliat cewek2 sini yang berpenampilan macho banget memakai setelan jas lengkap dengan rambut cepak crew cut model GI Jane. Belum lagi ketemu dengan cewek2 yang "make a statement" dengan menggundul rambutnya sampai plontos, memakai tattoo di sekujur tubuhnya, menyemir rambut dengan warna pink atau biru dan bahkan pakai tindik (piercing) di telinga, hidung, bahkan tembus di-lidah-nya ! Tentu saja tidak semua yang bertattoo, berjaket kulit, berkepala plontos dan berambut oranye adalah gay dan lesbian, okay ? Saya kira urusan semir rambut, piercing, tattoo, pakaian kulit dan seterusnya adalah bagian dari "pop culture" Amrik. Mohon logika ini jangan dibalik ! Suatu saat saya berpapasan dengan seorang cewek dengan sweatshirt yang gambarnya adalah bendera pelangi dan di bawahnya bertulisan "human" (manusia). So, basically orang2 lesbian dan gay ini pada hakekatnya adalah manusia jua yang mendambakan pengakuan sebagai manusia dari manusi lainnya ! Bukankah kita bisa hidup saling berdampingan, setuju untuk tidak setuju, bukan ?

Aku harap pertanyaan mengapa tante2 dari Indonesia pada cekikikan waktu ke Castro sudah terjawab. Terus terang saya salut dengan komunitas San Fransisco yang begitu toleran, terbuka dan tidak "judgemental" (menghakimi) terhadap kaum gay dan lesbian. Ini tidak terjadi semalam dan perlu perjuangan dan martyr ! Setahu saya, tidak ada yang namanya orang usil atau nyuitin kalau ada pasangan gay dan lesbian yang gandengan tangan, pelukan atau saling ngelus2 di tempat umum. Karena semua orang umumnya maklum dengan First Amendment Amerika yang pada dasarnya memberikan kebebasan expresi kepada setiap insan termasuk LGBT. Saya nggak kebayang apa jadinya kalau pemandangan ginian terjadi di Plaza Senayan. Hmm.. Bisa jadi semua orang pada berhenti ngliatin... Serem ....) Apalagi kalau aktivitas tadi terjadi bar atau restoran. Bisa jadi FPI atau FBR bakalan lebih sibuk dari biasanya. He..he... :)

Setidaknya ada dua event yang meramaikan Castro setiap tahunnya. Yakni, Gay Pride di musim panas dan Halloween di bulan Oktober. Tentang Gay Pride, ini adalah sejenis parade akbar orang-orang gay, lesbian, transgender dan biseksual yang diadakan di sejumlah kota besar Amerika. Salah satu yang paling gede dan menarik jutaan pelancong dunia adalah Gay Pride di San Francisco. Berhubung sudah sering ngliat dan takut kena macet karena jalan2 ditutup, biasanya saya lebih memilih nyantai di rumah nonton parade lewat televisi. Basically karnaval ini merupakan ajang kebanggaan dan kebolehan kaum LGBT sekaligus menunjukkan dukungan masyarakat San Francisco terhadap kaum ini. Dukungannya gak tanggung2, termasuk Walikota San Fransisco dan jajarannya termasuk korps Polisi dan Pemadam Kebakaran San Fransisco. Kadang-kadang Senator dan politisi2 penting ikutan parade sambil nangkring di mobil terbuka. Barusan artis Jennifer Beals yang beken lewat Flashdance jadi grand marshall di acara ini. Tempo hari Margaret Cho, komedian Korean American juga berpartisipasi di hajat besar ini. Pendeknya, semua kalangan masyarakat, LSM, gereja pro gay lesbian di San Fransisco Bay Area mendukung acara tahunan ini. Banyak keluarga gay dan lesbian turut serta. Baru-baru ini saya melihat pasangan gay polisi yang nyantai aja menggandeng anak yang mereka adopsi ikut dalam karnaval tahunan ini. Ini link foto2-nya http://photos.sfsurvey.com/gaypride/

Gay Pride di San Francisco biasanya digelar di sepanjang Market Street dan dibuka dengan kontingen "Dyke on Bike". Dyke ini adalah prokem Amrik buat cewek2 lesbian. Cewek2 ini pada naik motor besar seperti Harley Davidson atau sepeda motor besar semacam Kawasaki, Yamaha. Gak pernah liat Honda Bebek Astrea, man :) Belakangan ada banyak peserta yang memakai Scooter. Ada yang naik motor sendirian, ada juga yang ditemani pasangannya dan bahkan ada membonceng mamanya. Tidak jarang mamanya yang dibonceng dengan membawa tulisan "Proud Mom of Lesbian" ! Ada mama yang bisa menerima anaknya yang lesbian kaya gini di Indonesia ? Suasana Dyke on Bike ini biasanya sangat meriah dan para penonton juga pada having fun menyambutnya. Banyak lesbian yang memakai jaket kulit dan bustiere/ korset doang di event ini. Tapi, seingat saya, setiap tahun ada saja dyke yang lupa pake BH dan ikut karnaval no-bra. Ha..ha..ha :) Mama saya selalu bilang, kok gak takut masuk angin ya ?

Menikah sesama jenis di Amrik ? Tahun 1972 Mahkamah Agung Amerika mengundangkan bahwa wewenang pemberian surat kawin sesama jenis diserahkan kepada negara bagian masing-masing. Cuma negara bagian Massachussetts saja yang mengakui "Pernikahan Sesama Jenis". Negara Bagian California tempat saya tinggal hanya mengakui "Domestic Partnership". Kali ini saya tidak akan membahas teknikalitas terminologi ini. Mungkin yang berikut ini lebih menarik. Dua tahun lalu Presiden Bush ingin membuat illegal pernikahan sesama gay, bahkan melalui perubahan konstitusi, kalau perlu. Mendengar niat itu, Gavin Newson, Walikota San Francisco bereaksi keras dan merespons dengan Pemerintahan Kota San Francisco mulai mengeluarkan "Surat Kawin Sesama Jenis". Saya masih ingat jelas ada antrian panjang di sekitar Balai kota San Francisco dan terlihatlah ratusan pasangan gay dan lesbian yang buru-buru melegalkan status hubungan mereka di City Hall. Saya mendapat kabar bahwa ada satu gay Indonesia yang tidak menyia-nyiakan kesempatan langka ini untuk menikahi partner-nya secara sah di Amrik. Saya dengar kawan kita satu ini pake batik dan kopyah segala. He..he.. Paling tidak ada wakil dari Indo di Amrik, man :)

Langkah Walikota San Francisco tadi membikin geger nasional di Amerika. Sejauh ini kasus ini masih macet di pengadilan. Di dekat tempat saya tinggal, di awal 2004 itu selama beberapa hari saya melihat sejumlah mobil convertible dengan tulisan "Just Married" dengan kaleng yang diikatkan di bumpernya dan rainbow flag. Di televisi, saya menonton pasangan2 gay lesbian mengikrarkan janji sehidup semati bukan sebagai suami-istri tapi sebagai "spouse for life". Di Castro toko sewa gaun dan jas laris dan ada dijual aksesori kue pengantin dua lelaki berpantalon atau dua wanita bergaun pengantin. Waktu itu, hampir setiap minggu diadakan pemberkatan pernikahan gay di gereja yang kebetulan bernama "Bethany" (bukan cabang dari gereja terkenal di Indo) di tengah-tengah Castro. Mau pemberkatan nikah dengan partner anda di Castro ?

Demikianlah sodara2 ! Semoga iklim toleransi dan "acceptance" ala San Francisco ini bermanfaat buat semuanya di dunia maya ! Bravo Anirevez!

Salam hangat,
Pitajingga

Links
www.kontras.org - indonesian NGO voiced their resolution in 62nd UN human rights commisssions over gay issues
www.gay.com - sample of gay website/ billboard in castro district, san francisco
http://photos.sfsurvey.com/gaypride/ - pictures of gay pride